Hujan Bulan Juni

ini bulan oktober tapi kenapa judulnya Hujan Bulan Juni? nah ini sebabnya oktober 2013 hujan mulai membasahi bumi ini. Aku teringat puisi milik Sapardi Djoko Damono beliau seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana. Lebih detainya cari sendiri az ya di mbah google. hehehehe….

Aku mulai mengenal puisinya sejak duduk di bangku SMA, puisi dengan judul “Aku Ingin”, nah dari situ aku mulai mencari-cari puisi karyanya. Puisi yang beliau buat memang cukup singkat dan sederhana tapi maknanya begitu waww…Puisi Hujan Bulan Juni kurang lebih seperti ini:

Hujan Bulan Juni

love rain
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan Bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan Bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan Bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

(Hujan Bulan Juni, 1989)

Puisi ini menceritakan mengenai ketabahan dalam menahan kerinduan dan kebijakan memendam cinta yang diibaratkan oleh hujan dan pohon bunga itu. Makna dari perumpamaan puisi ini adalah bahwa meskipun seseorang mencintai orang lain dalam hati saja, akan tetapi orang tersebut dapat menunjukkan rasa cintanya kepada orang yang dia cintai melalui sikap, perilaku, dan pemberian yang tulus tanpa mengharapkan balasan atau imbalan apapun, seperti tetes air hujan yang diserap akar pohon bunga itu. emmm… so sweet kan???

Kurang afdol jika saya tak mencantumkan puisi “Aku Ingin” juga sekalian di sini, puisi ini juga menyertakan kata hujan di bagian baitnya. emmm ada apa dengan hujan????

Aku Ingin…

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu…

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada…

rain-103

Puisi yang sangat sederhana dan mengena. Seperti pernyataan yang tulus diucapkan kepada seorang kekasih.  Bait awal Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Mencintai seseorang dengan sederhana, emmm bagaimana caranya ya? Saya rasa setiap orang punya cara tersendiri dalam mencintai kekasih. Sederhana mempunyai arti tidak berlebih-lebihan, tidak tinggi, tidak rendah, sedang tapi pas. Saya mengartikannya, Aku ingin mencintaimu dengan segala hal yang tidak berlebih-lebihan, tulus, apa adanya, dan hanya kepada orang yang dicintainya.

Baris selanjutnya, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Nah, disinilah muncul pemahaman bahwa ‘Aku’ tidak sempat untuk mengatakan sejujurnya. Hal ini diperjelas dengan kata kayu yang telah menjadi abu. Artinya sudah telat untuk mencintai seseorang dengan sederhana.

Sedang bait selanjutnya dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.. Mungkin artinya keterlambatan seseorang untuk mengungkapkan isi hatinya. Dia ingin mencintai orang itu apa adanya tapi terlambat mungkin karena malu untuk mengungkapkannya sehingga kesempatan itu hilang begitu saja. Seperti pada kata “Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”

Puisi ini bisa tergolong puisi cinta yang romantis atau puisi patah hati ya? Intinya, jika Anda mencintai seseorang segera katakan dan jangan sampai dia pergi begitu saja. Mencintai seseorang dengan kesederhanaan, tidak  dilebih-lebihkan dan jujur kepada perasaan sendiri.

Jujur kadang memang sangat susah tapi dibalik kejujuran nantinya akan ada keindahan yang tercipta walau kadang akan ada tetesan air mata terlebih dahulu sebelum adanya keindahan. Saya sendiri masih berusaha mencintai seseorang dengan sederhana saja tak perlu muluk-muluk yang penting dia tahu saya menyukainya dan saya tahu dia menyukai saya itu sudah cukup. 🙂 Biarkan Yang Maha Pemberi Jodoh yang akan mempersandingkan saya dengannya di Mahligai Pernikahan nanti. Aamiin…

 

4 pemikiran pada “Hujan Bulan Juni

Tinggalkan Balasan ke Agus Land Soepardie A'Land'S Batalkan balasan